Kecemasan
Seringkali kita cemas memikirkan masa depan anak-anak kita. Kita berusaha untuk menyiapkan dan memberikan bekal kemakmuran bagi mereka, dengan harapan kehidupan mereka menjadi lebih baik dan bahagia. Dan ketika kita tidak dapat membekali mereka dengan kemakmuran, karena keterbatasan kita, maka kita akan menyalahkan diri kita sendiri dan menderita.
Kurangnya pemahaman akan kehidupan ini, membuat banyak orang terjebak dengan penderitaan, karena pola pemikiran mereka yang salah. Seharusnya kita tidak perlu menderita atas apapun yang akan dialami oleh anak-anak kita, perasaan menderita itu merupakan bentuk keterikatan kita terhadap anak. Bagaimana kita menyikapi hal ini dan membuat kita tidak terikat dan menderita?
Lakukanlah kewajiban kita sebagai orang tua, memenuhi kebutuhan fisik mereka sesuai kemampuan, bekalilah mereka dengan ilmu pengetahuan, sehingga mereka kelak mampu memenuhi sendiri kebutuhan hidup mereka. Berikan pemahaman hukum karma atau hukum sebab akibat atau hukum tabur tuai, sehingga mereka menjadi bijaksana dalam menjalani kehidupannya. Mereka akan menentukan sendiri kualitas hidup yang bagaimana yang hendak mereka ciptakan.
Kemakmuran seseorang tergantung dari apa yang mereka tanam, kalau mereka banyak menanam kebaikan, maka kemakmuran yang akan mereka dapatkan. Kemakmuran tidak bisa didapatkan secara instant, karena ketika kita menanam satu biji buah, dibutuhkan waktu untuk dapat memetik buah dari biji tersebut dengan menunggu biji bertunas, bertumbuh menjadi besar, sehingga berbunga dan berbuah. Oleh karena itu, ajarilah anak kita sejak dini, untuk melakukan hal-hal yang baik dengan berbagi kemakmuran, sehingga kita yakin ketika dewasa nanti mereka menjadi makmur.
Apabila kita memahami hukum sebab akibat atau hukum karma ini dengan benar, maka kita akan dapat menerima apapun yang datang pada diri kita, dan kita pun dapat mengubah hidup kita menjadi lebih berkualitas, karena kita tahu apa yang harus kita tanam dan apa yang akan kita tuai.
Kita dapat mempersiapkan kehidupan anak-anak kita menjadi lebih baik, jika kita membekali mereka dengan pemahaman hukum tabur tuai.
Saya sangat bersyukur dapat dengan jelas dan mudah memahami apa yang ibu tuliskan di artikel ini, mudah-mudahan dengan memahami ini saya dapat menjadi manusia yang berkualitas.
kecemasan itu pun slalu ada dan saya rasakan saat ini,karena anak saya menginjak remaja baru sma kls I ,sudah jarang mau diajak duduk ngobrol membahas apa yg akan menjadi tujuan hidup nya kelak,cemas membayangi saya selaku ortu krn merasa tidak mampu mengarahkan dia ke arah jalan yg lebih baik dari saya
setiap pencerahan yg di kasi oleh bunda arsaningsih saya menyadari karma yg pernah saya perbuat dan karma yg sduah saya tuai,terimakasih telah kembali menyadarkan betapa beradanya hukum karma itu dan jangan menyepelekan arti kebenaran.dalam sekecil apapun karena pelakulah yg akan menikmati hasil buah karma tersebut.