Puasa Bukan Sekadar Puasa

Kita telah memasuki bulan puasa, bulan Ramadhan bulan penuh berkat. Umat muslim menyiapkan dirinya menjalani puasa , menahan hawa nafsu untuk menyambut Idul Fitri, hari yang penuh kesucian.

Berpuasa dan menahan hawa nafsu bukan hanya dilakukan umat muslim saja, tetapi semua agama dan keyakinan mempunyai juga tradisi puasa dan menahan hawa nafsu dalam waktu yang berbeda.
Mengapa puasa dan menahan hawa nafsu diajarkan pada semua agama dan keyakinan ?

Semua agama merupakan ajaran Tuhan yang universal yang mampu ditangkap oleh para nabi, guru suci atau avatar yang mempunyai kesadaran jiwa yang tinggi. Beliau menyampaikan sabda Tuhan untuk membawa manusia mencapai kesadaran yang lebih baik. Untuk mengubah tingkat kesadaran manusia maka diperlukan latihan2 secara berfisik untuk berlatih, dengan banyak berlatih maka mereka akan mampu meninggalkan pola lama dalam hidupnya dan mampu membawa manusia pada kesadaran yang baru yang lebih baik dan terlahir kembali dengan kesucian hatinya, walaupun masih dengan tubuh fisik yang sama. Berpuasa merupakan salah satu jalan untuk berlatih meningkatkan kesadaran.

Berpuasa dibagi dalam dua cara yaitu berpuasa secara lahir dan berpuasa secara batin.
Berpuasa secara lahir adalah bentuk berpuasa yang secara fisik akan terlihat dengan berubahnya aktifitas fisik tubuh kita dengan pola makan yang berubah. Berpuasa disini diartikan dengan mengurangi asupan makanan yang masuk kedalam tubuh kita. Sebenarnya setiap hari kita juga telah melakukan puasa yaitu pada malam hari kita tidak makan, sehingga pagi hari saatnya sarapan kita selalu berbuka puasa yaitu dengan breakfast. Tetapi tentunya berbeda dengan puasa yang kita niatkan pada waktu pagi hingga sore hari seperti puasa dibulan Ramadhan.
Puasa dibulan Ramadhan atau puasa2 yang sering dilakukan oleh umat beragama lainnya mempunyai makna bukan sekedar menahan diri untuk tidak makan selama pagi hingga sore hari saja, tetapi tentunya ada makna yang dalam dimana kita akan mampu menjalaninya dengan ikhlas. Makna inilah yang memotivasi seseorang untuk menjalaninya. Untuk proses ini kita melakukan puasa lahir batin jadi bukan sekedar tubuh fisik yang puasa tetapi secara batin pun kita berpuasa.

Berpuasa secara fisik ternyata lebih mudah kita jalani dibandingkan puasa secara batin. Sebelum kita puasa biasanya kita sudah melakukan sahur yaitu makan pagi yang lebih awal, kita mengisi tubuh fisik kita dengan sarapan agar aktifitas tubuh tidak terganggu. Setelah sahur kita berupaya mendisiplinkan diri untuk tidak makan dan minum sebelum waktu buka puasa. Dalam jeda waktu yang cukup lama tidak makan tentunya tubuh fisik akan menuntut dan menimbulkan rasa lapar dan haus, tetapi karena kita sudah berniat untuk puasa maka kitapun mendisiplinkan tubuh untuk mengikutinya hingga waktu buka puasa tiba. Hal ini akan menjadi latihan fisik yang berat, disinilah ujian kesabaran kita. Puasa berfisik bisa dilalui tetapi puasa batin untuk mengendalikan hawa nafsu ternyata lebih sulit dilakukan. Hal ini terbukti banyaknya orang yang berpuasa tetapi ketika mereka hendak menyiapkan waktu sahur dan buka puasa mereka tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya untuk mengisi tubuhnya dengan segala makanan yang enak-enak, dan menjadi lapar mata.

Kita memaklumi hal ini oleh karena semua orang berproses, jadikan hal ini suatu perenungan bagi diri sendiri.Hingga nantinya kita akan mempunyai kesadaran untuk berlatih puasa setiap hari baik lahir maupun batin.
Toh pada kenyataannya kita sudah setiap hari berpuasa fisik walaupun jam nya berbeda, usahakan setelah jam 6 sore mulai berpuasa dan jam 6 pagi kita breakfast, dan setiap hari puasa batin dengan selalu mengendalikan semua nafsu kita termasuk kemarahan, ego, iri hati, kesombongan, keserakahan, ambisi yang berlebihan, dan jalani hidup dengan penuh cinta, belas kasih, toleransi, ikhlas sehingga kwalitas hidup menjadi lebih baik.

Disiplinkan lahir dan batin kita dengan proses berpuasa, berpuasa membersihkan diri dari hawa nafsu dan akan membawa kita pada kesucian.

Selamat berpuasa sahabat …

~ Arsaningsih ~

One Response to Puasa Bukan Sekadar Puasa

  1. Ahmad Farhan says:

    Wahh banyak sekali ilmu yang saya dapat dari sini. Terimakasih banyak sudah berbagi 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *